Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Pendidikan Itu Bagai Air yang Mengalir

  Pendidikan itu bagai air yang mengalir. Air selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Seperti air, pendidikan selalu datang dari orang yang lebih tua. Itulah model pendidikan yang ideal. Hampir semua orang zaman ini menolak model pendidikan ini. Alasan yang digunakan untuk meruntuhkan model pendidikan ini adalah "kebebasan". Orang bisa menyanggah pendidikan model ini dengan argumen yang serupa, yakni dengan mengatakan, "Ada air zaman sekarang yang mengalir dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi, sehingga pendidikan pun bisa datang dari orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua." Namun, orang-orang zaman ini lupa (bahkan sengaja lupa) bahwa air yang mengalir dari tempat yang rendah menuju tempat yang tinggi itu hanyalah air rekayasa. Air itu hanya bisa mengalir ke atas jika digerakkan dinamo air. Begitu pula pendidikan dari orang yang lebih muda kepada orang yang tua, karena alasan "kebebasan...

Salah

            Aku malu karena salah. Aku takut karena telah membuat kesalahan. Aku tak mau membuat ini atau itu karena bisa salah. Pokoknya, aku tak mau mencoba. Demikian serentetan syair pertahanan diri. Begitulah madah kita karena takut mengambil risiko.             Mengapa harus malu membuat kesalahan? Mengapa harus takut salah? Bukankah kita bisa belajar dari kesalahan? Bukankah pengalaman itu adalah guru terbaik?             Untuk itu, mari kita hening sejenak. Jangan terburu-buru memutuskan. Apalagi menghakimi diri karena salah, janganlah tega melakukan demikian. Mari kita mendalami kata “salah”!             Aduh, maaf saya salah! Rupanya seperti itu. Bukan begini kenyataannya. Ini bukan jawabannya. Aku tahu sekarang. Ternyata aku salah. Inilah beberapa ek...

Rasa Kebangsaan yang Benar

Rasa kebangsaan merupakan unsur terpenting dalam dinamika kehidupan suatu bangsa . Mustahil jika sebuah bangsa tetap eksis tanpa rasa kebangsaan dalam diri setiap individu dalam bangsa itu . Jika tidak ada rasa kebangsaan dalam diri   setiap individu yang membentuk suatu bangsa tertentu, individu-individu tersebut tidak lebih dari pada suatu kerumunan di pasar yang memperjuangkan tujuan masing-masing.             Di era milenium ketiga yang semakin pesat dengan perkembangan dalam berbagai dimensi kehidupan, tafsiran makna rasa kebangsaan menjadi bervariasi. Umumnya, fenomena dewasa ini menampilkan dua kelompok tafsiran. Kelompok pertama menafsirkan rasa kebangsaan sebagai kebebasan mutlak dari berbagai tekanan, sedangkan kelompok kedua menafsirkannya sebagai ketaatan terhadap segala peraturan dan kebijakan. Kelompok pertama adalah mereka yang tidak menghendaki eksistensi bangsanya terpinggirkan atau tersisihkan...