Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

O Ibu, Mengapa Engkau Cemas?

Ibu..., Setiap hari engkau selau ingin mengetahui keadaanku. Kau selalu meneleponku. Setiap hari! Kadang saya minta ibu untuk pakai sms saja, biar tidak banyak pulsa yang ibu keluarkan. Tapi ibu tak pernah mau. Ibu selalu ingin meneleponku. Memangnya ada apa, Bu? Ibu..., Apakah ibu ingin selalu mendengar suara saya? Bukankah biasanya ibu suka mendengar lagu-lagu yang dinyanyikan para artis? Suara mereka kan lebih merdu daripada saya. Tapi mengapa ibu lebih suka mendengar suara saya daripada mereka. Katakanlah, Bu! Terus teranglah pada putramu yang kini merangkai hidup di tanah rantau ini. Saya ingin tahu apa isi hatimu, juga apa isi kepala dan isi hasratmu. Dulu pernah saya mencoba bernyanyi. Waktu itu saya ingin menghibur ibu. Tapi ibu tertawa saat mendengar suara lucu kekanak-kanakan saya. Ibu berkata, bunyi drum yang dipukul lebih indah daripada suara saya. Saya pun mengurung niat untuk bernyanyi, karena kecewa dengan respons ibu saat itu. Tapi ibu me...

TIDAK ADA ‘ORANG BARAT’, ITU HANYALAH KONSEP

Siapa bilang ada ‘orang Barat’? Orang Barat itu hanya konsep abstrak. Tidak ada Orang Barat real! Sekali lagi, itu hanyalah konsep. Barangkali Anda tidak setuju dengan saya. Tapi biarkan saya berkisah. Empat tahun lalu, saya memutuskan untuk merantau ke Barat. Ya, pasti ketemu dengan orang-orang di Barat atau lebih tepatnya ketemu orang-orang Barat. Dan benar, waktu itu saya mulai bergaul dan belajar dari mereka. Kebetulan alamat tuju rantauan saya adalah tempat tinggal orang-orang Jawa di Yogyakarta. Mereka hidup di bagian barat dari daerah saya. Tepatnya di Indonesia Barat. Banyak hal saya pelajari dari mereka. Saya dibentuk di tanah ini, di tanah Jawa-Yogyakarta, di tanah orang Barat. Ya, inilah tempat tinggal ‘orang Barat’, karena saya berasal dari Timur. Persis sebulan yang lalu, 22-30 Oktober 2015, saya tinggal di Kroya-Cilacap. Saat saya memperkenalkan diri, mereka bertanya tentang asal saya: “ Panjenengan wong wetan, nggih ?” Saya menjawab: “Nggih ...!” D...

Andalkan Kekuatan Roh Allah

Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah para tukang bekerja. Jikalau bukan Tuhan yang memberi hasil panen, sia-sialah para petani menggarap ladang. Jikalau bukan Tuhan yang memberi pengetahuan, sia-sialah pelajar dan mahasiswa belajar. Untuk apa bangun pagi-pagi dan pergi tidur larut malam? *** Tuhan Yesus mengandalkan Roh Kudus dalam seluruh hidup dan karya-Nya. Ternyata DIA sukses. Jika Tuhan Yesus saja mengandalkan kekuatan Roh Allah, apalagi kita manusia biasa ini. Sudah seharusnya kita mengandalkan Tuhan. Dengan demikian, pekerjaan kita tidak sia-sia dan pengetahuan kita tidak menyesatkan. Tidak perlu TERLALU cemas akan hari esok. Bila Tuhan ada di pihak kita, apa atau siapa lagi yang harus ditakuti? Yakinlah bahwa Allah akan mengatur semuanya, asalkan kita tetap tekun dan setia berusaha. Allah telah memulai, DIA-lah juga yang akan menyelesaikan semuanya. Amin. Yogyakarta, 1 September 2015 Salam Hangat dariku, Metodius Manek, ...

Ketika Hasrat Berbicara

Ketika hasrat berbicara gairah hidup membara asa bergelora masa depan pun menjanjikan Biarkan hasrat berbicara...! Ketika hasrat berbicara Keraguan sirna Ketakutan lenyap nyali terpacu kaki pun berlangkah pasti Biarkan, biarkanlah hasrat berbicara...! Ketika hasrat berbicara Raga dicabik Jiwa melayang Harta milik dihambur Istri dan anak pun bisa digadai Masihkah hasrat dibiarkan bicara...???  *** Herodes...Herodes...!!! Bukan anak negeri Juga bukan darah bangsawan Jadi raja karena kong-kali-kong Tega membunuh sang Santo kepala sang Santo harus dipenggal hanya untuk memenuhi hasratnya hanya karena sumpah palsu Sungguh bengis, O pemilik hasrat samudera...!!! *** Selain Sang Putera, tak ada orang yang lahir dari perempuan yang lebih besar daripadanya. Dialah nabi yang menjembatani Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Dialah Santo YOHANES PEMBAPTIS. Semoga sang Santo menjadi teladan untuk kita HA...

Gelisah Hatiku

Sebelum kutahu merangkai kata, hanya ada senyum dan tawa. Memang ada rengek dan tangis, tapi rengek dan tangis itu hanya pengganti untaian kata bahasa ibuku. Orang-orang menyebut aku ‘seorang bayi’. Ketika aku mulai tumbuh, aku dibimbing untuk berpikir dan merasa. Semakin aku beranjak dewasa, banyak hal yang kupikirkan dan kurasakan. Hari kemarin, hari ini, dan hari esok, itulah waktu pergulatanku untuk berpikir dan merasa. Kugulati kemarin dalam kenangan. Hari ini kunikmati dalam rahmat Tuhan. Hari esok kutatap dengan penuh misteri. Seandainya kenangan itu selalu indah, barangkali aku lebih suka memutar mundur waktu. Seandainya  rahmat Tuhan selalu kurasakan hari ini, barangkali aku memilih untuk memperpanjang hari ini. Seandainya hari esok telah tersingkap, barangkali aku ingin meloncat ke masa depan cerah yang penuh bahagia. Namun, semua tidak selalu seperti itu. Hari kemarin tak selalu indah. Rahmat hari ini pun bagai lenyap. Misteri hari esok pun masih terlalu gela...

Doa dan Tangis Seorang Ibu

Cinta dan pengorbanan seorang ibu itu luar biasa bagi anak-anaknya. Ibu siap mengandung anaknya selama 9 bulan 10 hari. Jerih payah dan air mata bahkan ceceran darah mengiringi usaha merawat anak dalam rahimnya. Ibu pun rela menanggung kesakitan saat melahirkan, juga sabar disakiti saat membesarkan anak-anaknya. Namun semua itu selalu dibalut dengan senyum dan tawa. Tak ada orang lain yang lebih tahu betapa menderitanya ia, selain dirinya dan Tuhan. Doa dan tangis seorang ibu memang tidak sia-sia. Doa membuatnya terbuka dan menerima keadaannya, sedangkan tangis membuatnya mampu meluluhlantahkan hati yang keras. Doa dan tangis seorang ibu mencairkan kebekuan hati dan siap menatap masa depan cerah. Santa Monika, ibu kandung Santo Agustinus dari Hippo, menjadi saksi dan model bagi kita HARI INI. Doa tiada henti dan tetasan air matanya mampu membawa anaknya pulang ke pangkuan Allah. Biarkan saya mengutip beberapa kata indah Santa Monika kepada anaknya, Agustinus, unt...

Not One Less

Kalau disuruh memilih, pasti kita memilih yang kita sukai. Kita pun cenderung melakukan apa yang kita sukai. Kita nyaman dengan kesukaan kita. Itu baik. Tapi menjadi masalah bila kita HANYA melakukan apa yang kita sukai. Bisa jadi aktivitas lain sangat penting dan mendesak, tapi itu tidak kita lakukan karena tidak kita sukai. Akibatnya, banyak pekerjaan menumpuk sementara kita enjoy dengan kesukaan kita. HARI INI Tuhan Yesus mengatakan: “Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan” (Mat 23:23). Itu berarti kita harus bertindak secara proporsional dan bijaksana. Buatlah program yang baik, supaya jangan ada kegiatan yang tidak dilakukan. Singkatnya, jangan biarkan ada yang hilang ( Not One Less ). Jika tidak, Tuhan Yesus akan mengecam kita: “Celakalah...!” (Baca Mat 23:23-26). Yogyakarta, 25 Agustus 2015 Salam Hangat dariku, Metodius Manek, CMF

MEMBAWA YESUS SERTA DALAM PERAHU

(Renungan untuk PIR-OMK Paroki Keluarga Kudus Banteng Yogyakarta) Wisma Skolastikat Claretian (CMF) Yogyakarta-11 Juli 2015 Rasanya terlalu berlebihan untuk mengatakan bahwa betapa bahagia hatiku melihat wajah Anda semua ceria. Tapi itulah rasa yang kini membalut hatiku. Meski baru sekali duduk bersama, tapi rasanya begitu nyaman. Tak tahan rasanya ingin mengenal Anda satu per satu. Kuingin mengenal Anda semua, juga kuingin merasakan apa yang tengah bergejolak di dalam hatimu. Karena kuyakin ada rasa yang sama sehingga memacu hasratku untuk segera mendekap gelora gairah hidupmu. Kuharap kita berada di ‘line’, di jalur, di frekwensi yang sama. Aturlah frekwensi hatimu agar kita mengudara di jalur yang satu dan sama. Suatu malam kumenyusuri beranda kota Jogja. Di sana kutemui banyak keluarga menghabiskan makan malam yang ditaburi senyum dan tawa. Canda ria menghiasi alun-alun kota hingga membuatku terpaku terpana menyaksikan semua itu. Sejenak terbersit dalam benakku, be...

“...SENDI PANGKAL PAHA ITU TERPELECOK...” (KEJ 32:25)

Mengapa sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging dari binatang yang menutupi sendi pangkal pahanya? Karena pada zaman dahulu, ketika Yakub (salah satu Bapa bangsa orang Israel) sendirian bermalam di Pniel (lih. Kej 32:24, 30), dia bergulat dengan seorang laki-laki utusan Tuhan (Kej 32:24). Pergulatan itu terjadi sepanjang malam. Di akhir pergulatan itu, ternyata Yakub menang. Karena melihat bahwa ia tak mampu mengalahkan Yakub, laki-laki utusan Tuhan itu memukul pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok (Kej 32:25). Keesokan harinya, Yakub pincang karena pangkal pahanya itu (Kej 32:31). “Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena DIA telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya” (Kej 32:32). SINGKATNYA, karena Yakub itu Bapa Bangsa mereka, bangsa Israel tidak makan daging dari binatang yang pangkal pahanya tertutup. Mari kita pun mencontohi para Bapa Bangsa k...

Apakah Rasul Tomas Identik dengan Orang yang Ragu-ragu?

Jawabannya: TIDAK! Ini alasannya. Hari ini kita merayakan pesta St. Tomas Rasul. Setiap kali menyebut nama rasul Toma s , spontan terbersit dalam benak orang, bahwa Tomas adalah orang yang ragu-ragu atau kurang percaya. Buktinya dalam kehidupan harian kita, orang yang meragukan sering kita sebut sebagai Tomas. Tapi apakah Tomas itu IDENTIK dengan orang yang kurang percaya atau orang yang ragu-ragu atau orang yang percaya kalau ada bukti? Tentu saja tidak. Dalam Injil, kita mengenal Tomas lewat dua teks, yaitu “Rumah Bapa” (Yoh 14:5) dan “Yesus Menampakkan Diri kepada Tomas” (Yoh 20:24-29). Dalam Yoh 20:24-29 memang benar Tomas digambarkan sebagai orang yang meminta bukti untuk percaya. Tapi apakah itulah identitas Tomas? Tidak mudah mengatakan demikian. Atau apakah dengan begitu Tomas berdosa? TIDAK! Karena waktu itu banyak kabar angin mengenai kematian dan kebangkitan Yesus. Supaya imannya akan Yesus bukan beriman buta, rasul Tomas meminta bukti. Ia tak mau berim...

Abraham Pantas Disebut Bapa Segala Orang Beriman

Mengapa? Ini alasannya. Abraham dipanggil keluar dari Haran ke Kanaan saat ia berusia 75 tahun. Allah berjanji akan membuat dia menjadi suatu bangsa yang besar (Kej 12:2). Tapi Sarai, istrinya itu, mandul, tidak mempunyai anak (Kej 11:30). Lalu siapa yang akan menjadi ahli waris dan menerima kepenuhan janji ‘menjadi bangsa yang besar itu’? Abraham berpikir Eliezer, hambanya dari Damsyik itu, yang akan menjadi ahli warisnya. Tapi Tuhan mengatakan, anak kandung Abrahamlah yang akan menjadi ahli warisnya (Kej 15:3-4). Akan tetapi, masalahnya adalah saat itu Abraham sudah berumur 100 tahun dan Sara berumur 90 tahun. Keduanya sudah tua. Sara tidak hanya sudah tua dan mandul, tetapi juga sudah menopause,  mati haidnya (Kej 18:11-13). Mana mungkin punya anak? (Kej 17:17). Karena itu, Abraham memohon Allah memperkenankan Ismael, anaknya dari hambanya Hagar, untuk dijadikan ahli waris. Tetapi sekali lagi Tuhan bersabda, anak kandung Abraham dari istrinya Saralah yang akan...

Tidak Tahan Aku Melihat Anak Itu Mati

“ Tidak tahan aku melihat anak itu mati ” (Kej 21:16). Demikian kata Hagar, budak Abraham, ketika ia kehabisan air di padang gurun Bersyeba, setelah ia dan anaknya (Ismael) diusir pergi oleh Abraham atas desakan Sara. Tapi Tuhan tak pernah tutup mata. Memang benar ungkapan klasik Jawa: “ Gusti mboten sare ”, Allah tidak tidur. Allah tak tega membiarkan Hagar mati. Allah tak rela Ismael mati kehausan. Itulah sebabnya Allah mengirim malaikat-Nya bagi mereka untuk menunjukkan sumur yang darinya mereka memperoleh air untuk minum. Hagar itu seorang hamba Abraham. Anaknya Ismael pun lahir dari perhambaan itu. Tapi Tuhan tidak memandang hina perhambaannya itu. Sebaliknya, Allah akan membuat Ismael menjadi suatu bangsa yang besar (Kej 21:18) dan selalu menyertai dia sebagai pemanah di padang gurun Paran (Kej 21:20). Semakin banyak bukti dikumpulkan, justru kasus pembunuhan Angeline semakin sulit temukan jalan keluarnya. Tapi kita yaki n: “ Gusti mboten sare .” Senada dengan Hag...

Kisah Terjadinya Tiang Garam

“Berkatalah seorang (malaikat Tuhan kepada Lot): “Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di lembah Yordan, dan larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap” (Kej 19:17). “Tetapi istri Lot, yang berjalan mengikutinya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam” (Kej 19:26). Hari ini kita memperingati seorang martir di Roma. Namanya Raymundus Lullus . Kalau kerapuhan iman istri Lot hanya menyisakan tiang garam di Sodom dan Gomora, darah martir Raymundus Lullus mengokohkan tiang kejayaan kekristenan di Roma. Itulah sebabnya Roma tetap jaya. Meski kecil, tapi pernah dan akan selalu menggoncang hati dunia. Dari sanalah dunia ditata. Suka atau tidak suka, terima atau tidak terima – tapi itulah kenyataanya. Semua ini tak terlepas dari banjir darah dari martir di Roma ini, seorang Kristen sejati, Raymundus Lullus. Menatap semua kejayaan itu, kita boleh bercermin. Ketika para muri...
Anak itu Anugerah Allah “ Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauhI! Tuhah telah memanggil aku sejak dari kandungan – telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku ” <Yes 49:1> Hari ini kita merayakan Hari Raya Kelahiran St. Yohanes Pembaptis. Ia lahir dari keluarga saleh. Zakharia, ayahnya, seorang imam di Bait Allah. Hidupnya jauh dari kejahatan dan kenajisan, dan ia sangat layak disebut orang terberkati. Namun, konteks budaya Yahudi mengatakan lain. Istrinya, Elizabeth, mandul. Itu berarti keluarganya terkutuk. Bermain di antara terberkati dan terkutuk, hidup Zakharia si imam saleh dan Elizabeth si perempuan mandul menjadi sorotan pergulatan iman semua insan yang peduli akan hidup. Terberkati atau terkutuk? Kelahiran Yohanes Pembaptis menunjuk dengan jelas keberpihakan Allah. Allah pun hadir dalam keluarga yang malang dan papa. Kelahiran Yohanes Pembaptis makin mempertegas bahwa Allah tak pernah meninggalkan keluarg...
Menatap-Mu dari Kisi-kisi Kabut Pagi Gelap malam semakin sirna Dikau fajar kian merekah Berharap pekat lenyap selamanya Dikau datang mengusir resah O fajar, datanglah segera Hidupku hampa bila kau tiada Izinkan aku menyapamu lagi Meski hanya menatap-Mu dari kisi-kisi kabut pagi O fajar, harapan jiwaku Datanglah segera, hilangkan gelap Walau asaku tinggal terpaku Biarkan aku berdiri tegap Wahai fajar, kembalikan hidupku Kemarilah dekat, rangkullah jiwaku Bangkitkan hasrat biar kembali berpacu Agar lewat kisi-kisi kabut pagi ini kuselalu menatap-Mu Metodius Manek, CMF Yogyakarta, 22 Juni 2015

SAYANG, KINI KUPAHAM: MENGAPA KAMU MENANGIS SAAT ITU...???

Saat kujelaskan semuanya kamu tak mau menerima kamu malah membuat aku marah saat aku terpancing emosi kamu pun semakin menjadi cerewetnya baru satu kata keluar dari mulutku kamu telah memaparkan satu buku aku pun mulai naik darah kamu tahu itu, tapi kamu tak mau diam maaf... aku pun tak kontrol diri akhirnya, pipi lesungmu yang manis kusapu hingga merah kamu terdiam sejenak menatapku dalam aku pun agak gugup, tp aroganku membalut mataku hingga aku tak memahami tatapanmu sebenarnya aku tahu apa maksud tatapanmu tapi aku tak mau terlihat lemah di depanmu aku kembali menutup gugupku tapi kali ini lebih buruk aku menamparmu hingga cairan bening keluar dari sudut matamu sakit... memang aku tahu itu sakit.. terlihat jelas bahwa kamu dalam perih terbukti pasti dari bibirmu yang terkatup rapat kamu tak bersuara kamu diam dan mematung hanya air mata dan isak terdengar tapi maaf.... aku menganggapmu lemah kamu lemah karena hanya itu kemampuanmu ya, ha...