Bersama OMK Lolotoe-Timor Leste
Masa lalu itu seperti kaca/cermin pada Spion kendaraan. Kita perlu meliriknya barang sebentar biar kita melihat ke belakang untuk tahu apakah kita nyaman dalam mengambil haluan untuk terus berlangkah ke depan.
Masa lalu yang indah itu memang selalu ingin kita kenang, tetapi kalau kita terlena dan terbenam di dalamnya, bisa jadi kita lupa untuk menatap ke (masa) depan. Lebih buruk lagi kalau masa lalu itu menyedihkan dan menyakitkan. Kalau kita terlena dan terbenam di dalamnya, kita seakan-akan telah mati sebelum saatnya. Itulah sebabnya tidak sedikit orang zaman ini yang memutuskan untuk bunuh diri setiap kali mengenang masa lalu yang pahit dan menyakitkan.
Seperti kaca/cermin spion pada kendaraan, hendaknya masa lalu itu cukup dilirik saja, biar masa lalu itu memberi kita semangat untuk berlangkah lagi ke (masa) depan. Kalau terus melirik spion masa lalu, bisa jadi kita akan lupa untuk melihat ke (masa) depan, sehingga kita bisa saja menabrak rintangan keras di depan kita, lalu kita menghentikan langkah kita ke depan, bahkan kita bisa saja jatuh karena kaget terantuk.
Yogyakarta, 11 Oktober 2018
Todi Manek, CMF
Todi Manek, CMF

Komentar
Posting Komentar