Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

MENGAPA GEREJA KATOLIK MELARANG ABORSI?

membela kehidupan berawal dari komitmen untuk mencintai Lokasi: Raihenek-Mutin Timor Leste [tulisan ini agak panjang, tetapi saya yakin rasa ingin tahu dan cintamu akan Gereja Katolik akan mendorongmu untuk membacanya sampai selesai] Mari kita melihat sepintas, mengapa aborsi dilarang dalam Gereja Katolik? Alasannya sangat sederhana, tetapi mendasar. Semua agama sepakat dengan ajaran ini: kita tidak boleh atau dilarang membunuh karena Allah sendirilah pemilik kehidupan. Oleh karena itu, tak seorang pun boleh mengambil kehidupan dari manusia lain. Karena tindakan mengambil kehidupan itu hanyalah milik Allah. Mengapa hanya milik Allah? Karena hidup itu milik Allah. Hidup kita itu Allah yang berikan, konsekuensinya hanya Dia pulalah yang berhak mengambilnya kembali. Dalam Gereja Katolik, membunuh termasuk salah satu dosa berat. Larangan ini juga terdapat dalam 10 Perintah Allah: “Jangan membunuh!” (lih. Kel 20:13; Kej 9:6; Mat 5:21). Perlu diingat bahwa hukum/perintah...

STOP ABORSI

betapa indahnya kalau setiap ibu menyayangi anaknya (gambar: internet) Kalau kamu tidak suka dengan dia, Jangan kamu ajak aku ikut serasa denganmu Kalau kamu membenci dia, Jangan kamu menghasut saya untuk ikut membenci dia Biarkan dia hidup, meski dia tak sumbangkan apapun untuk kita Dia itu juga manusia seperti kita Maka dia layak dan harus hidup Kalau kamu malu dengan kehadirannya Biarkan aku yang akan bersamanya Kalau kamu terbeban karena menganggapnya aib Biarlah aib itu kutanggung, bahkan kutuk sekalipun Stop Aborsi! # PSI   # perempuan   # indonesia # stop   # aborsi Yogyakarta, 17 Desember 2018 Todi Manek, CMF

TERIMA KASIH TUHAN

Tanpa Dikau, aku bisa apa? Justru hanya karena Dikau, aku telah mengakhiri babak pertandingan ini dengan baik. Kumohon janganlah kiranya ada kata jenuh dan bosan 'tuk menyertai hambamu yang hina dina ini. Ya Tuhan, sertailah aku selalu dalam babak-babak permainan hidupku berikutnya. Biarkan aku selalu terbenam dalam pelukan kasih-Mu, agar Dikau semakin dicintai, dilayani, dan dimuliakan seluruh ciptaan. # misionarisclaretian # yogyakarta , 14 Desember 2018 # todimanek ,  # CMF

Mengapa Perayaan Tahbisan Itu Harus Meriah?

Raihenek-Mutin Timor Leste Hai sobat, barangkali kamu pernah ditanya atau kamu sendiri bertanya-tanya mengenai kenyataan ini. Mengapa setiap perayaan tahbisan itu selalu meriah? Saya pun pernah ditanya demikian: “Mengapa perayaan tahbisan (Diakon, Imam, atau Uskup) di daerahmu (NTT) selalu dilaksanakan dengan sangat meriah?” Sambil mengingat berbagai diskusi mengenai keadaan daerah saya yang masih terbelakang dalam hal ekonomi, saya menjawabnya dengan menunjukkan dasar-dasar hukum gereja Katolik berikut ini. Kurang lebih ada dua kanon dalam Kitab Hukum Kanonik (1983) yang secara eksplisit menegaskan hal ini. (Catatan: “Kitab Hukum Kanonik” adalah kitab hukumnya orang Katolik, terutama untuk Gereja «Ritus» Latin [lih. Kanon 1 dari kitab ini]). Bunyinya sebagai berikut. Kanon 1010 “Penahbisan (Diakon, Imam, atau Uskup) HENDAKNYA dirayakan dalam Misa meriah, pada hari Minggu atau hari raya wajib, tetapi atas alasan pastoral juga dapat dilaksanakan pada hari-hari lain...

SETIA

Candi Borobudur Mengukir prestasi gemilang itu mudah, tetapi mempertahankan prestasi itu sangatlah sulit. Untuk berprestasi, barangkali kita hanya butuh waktu seminggu; itu sudah cukup. Namun untuk mempertahankan prestasi, kita harus membutuhkan waktu seumur hidup. Untuk menikah, barangkali kita hanya butuh waktu seminggu; itu sudah cukup. Bahkan orang bisa saja memilih untuk langsung menikah, tanpa harus terlebih dahulu melalui proses perkenalan secara mendalam, berpacaran, dan bertun angan. Namun untuk mempertahankan sucinya pernikahan, kita butuh waktu seumur hidup. Sama juga dengan hidup membiara atau klerus. Untuk menjadi seorang biarawan/wati (anggota tetap), barangkali kita hanya butuh waktu 6 tahun. Atau untuk menjadi seorang Romo pun barangkali kita hanya membutuhkan waktu 9-10 tahun. Hanya itu, ya itu saja sudah cukup. Namun untuk bertahan, kita membutuhkan waktu seumur hidup. Atau bisa saja ada yang memilih untuk selalu hidup sendiri. Memilih untuk hidup ...

Masa Lalu Itu seperti Kaca Spion

Bersama OMK Lolotoe-Timor Leste Masa lalu itu seperti kaca/cermin pada Spion kendaraan. Kita perlu meliriknya barang sebentar biar kita melihat ke belakang untuk tahu apakah kita nyaman dalam mengambil haluan untuk terus berlangkah ke depan. Masa lalu yang indah itu memang selalu ingin kita kenang, tetapi kalau kita terlena dan terbenam di dalamnya, bisa jadi kita lupa untuk menatap ke (masa) depan. Lebih buruk lagi kalau masa lalu itu menyedihkan dan menyakitkan. Kalau kita  terlena dan terbenam di dalamnya, kita seakan-akan telah mati sebelum saatnya. Itulah sebabnya tidak sedikit orang zaman ini yang memutuskan untuk bunuh diri setiap kali mengenang masa lalu yang pahit dan menyakitkan. Seperti kaca/cermin spion pada kendaraan, hendaknya masa lalu itu cukup dilirik saja, biar masa lalu itu memberi kita semangat untuk berlangkah lagi ke (masa) depan. Kalau terus melirik spion masa lalu, bisa jadi kita akan lupa untuk melihat ke (masa) depan, sehingga kita bisa s...

Menjadi Orang Baik Itu Butuh Latihan

Bersama OMK Hera-Timor Leste Sobat, menjadi orang baik itu butuh latihan. Tapi, latihan sampai kapan? Latihannya sampai mati. Orang baik itu tidak jatuh dari surga. Orang menjadi baik hanya karena dia berusaha memperbaiki diri setiap hari. Dia selalu mengevaluasi diri dan berjuang untuk hidup lebih baik hari demi hari. Dia tidak pernah tenggelam dalam kesalahan-kesalahan masa lalunya. Semua itu memang menjadi pelajaran berharga untuk dia. Namun ada hal yang lebih penting daripada semua itu, yakni dia selalu mau bangkit dari kejatuhan masa lalunya untuk menatap masa depannya yang masih terpampang jauh untuk digapainya. Orang baik itu selalu optimis. Mereka murah senyum, meksi masalah berat sedang mereka pikul. Itulah sebabnya orang baik itu selalu saja rela membantu dan menginspirasi, meski luka di balik senyum itu sungguh menyabik jantung hati mereka. Sudahkah kita menjadi orang baik? Mari kita berlatih bersama, karena menjadi orang baik itu perlu latihan. Batas...

Kopi (Seragam)

(kejadian pagi ini sungguh seru; maaf rahasia ini harus terbongkar) Lokasi: Lantai 2 FTW Yogyakarta Kataku pada  Angga Usfal : “Saya mau minum kopi!” Jawab  Angga Usfal : “Jangan lupa temannya ya….” Sambarku: “Iya, siap!” Lalu aku mulai bermain (hehe): “Namanya kopi Temannya sopi Pacarnya Sofi Gurunya disebut Sufi Sukanya hanya fotocopy Pakenya cuma rompi Kalau diserup terasa di pori” Kedengarannya mirip. Asyik saat diucap. Serasa harmoni. Seakan benar semuanya. Tapi ternyata, tidak! Coba lihat saja: apa hubungan kopi, sopi, sofi, sufi, fotocopy, rompi dan pori? Hubungannya hanya kemiripan bunyi, tapi tanpa makna yang memberi arti bagi hidup. Hanya menghibur, tapi tanpa rasa terdalam yang hidup dan menghidupkan. Inilah gambaran diri kita sebagai manusia. Kita cenderung suka yang mirip. Bahkan kita suka yang seragam. Apalagi di zaman now ini, kita maunya tidak ada bedanya dengan para artis dan selebritis. Kita mau terlihat seperti mereka. Tapi apakah...

Singkap atau Buka?

(SINGKAP itu berbeda dengan BUKA) gaya singkap zaman now Sekali kamu “membuka”, segala hal bisa saja kamu dapatkan. Tapi sayang sekali, gairah hidup dan daya juangmu pun seakan mencapai titik akhir. Kamu cenderung untuk mengakhiri pencarianmu. Persis ketika kamu berhenti mencari, kamu mulai arogan dan bisa saja jatuh dalam hasrat untuk menindas orang lain. Berbeda kalau kamu “menyingkapkan”. Sekali kamu menyingkapkan, selalu saja masih ada sejuta rahasia, sehingga berlaksa gairah masih menanti langkahmu untuk terus mencari dan menemukan hal-hal baru. Dengan begitu, hidupmu tidak akan pernah membosankan, bahkan kesendirianmu pun tak akan jatuh dalam kesepian, juga asamu tak akan pernah pupus. “Membuka” cenderung kasar dan menyakitkan, dan kadang hanya mengikuti hasrat diri untuk menguasai orang lain. Sebaliknya, “menyingkapkan” cenderung lembut dan bersahabat, sehingga yang disingkapkan pun seakan merelakan dirinya untuk disingkapkan. Penyingkapan selalu memberi spas...

Jodoh

Menemukan jodoh itu seperti ketemu sama bunga indah nan cantik di tengah hutan. Di antara ribuan daun hijau, kutemukan mekarnya pink bunga indah nan cantik ini. Oh betapa senangnya hatiku pagi ini. Kata orang: “Jodoh gak akan ke mana-mana”. Itu benar, tapi itu tidak berarti kita diam saja. Karena bagiku, jodoh itu tidak turun dari surga. Jodoh itu tidak muncul begitu saja seperti siluman yang gentayangan di siang bolong. Jodoh itu harus dicari dan dipilih. Hanya orang yang mencari yang akan menemukan. Hanya orang yang mengetuk yang akan dibukakan pintu. Hanya orang yang memilih dengan bijak yang akan diberikan (Allah) pasangan yang tepat. # lohgunduroutbondwukirsari # smpkanisiuspakem # cangkringan (Terima kasih untuk cameraman: Fr.  Itho Nurak , CMF) Yogyakarta, 2 Desember 2018 Todi Manek, CMF

Hanesan Lasu Ida

(Lasu mak hanesan ho fafo’at ou hani) Dalaruma ita dehan katak: “Moris han kedan, mate lahodi”. Maibe perguntas ba ita: “Bainhira ita sei mate?” Ita lahatene duni. Iha loron ikus husi Leitourgia Ordinaria ne’e, Nai Jesus nia Liafuan sira kapas teb-tebes: “Imi matan moris neon na’in ba, keta laran todan tan hahalok aat sira, tan lanu, tan fo neon resin ba moris ne’e atu loron ne’e keta to’o teki-teki deit hanesan lasu; basa nia sei monu hanesan lasu ida ba ema hotu nebe tur iha raiklaran tomak. Ne’e duni, matan moris hodi hamulak nafatin ba, atu imi bele hamriik metin iha Oan Mane nia oin” (Lucas 21:34-36). Mai ita hotu tau matan moris nafatin no sempre hamulak ba! Yogyakarta, 1 Desembro 2018 Todi Manek, CMF

Wahai, Pemimpinku!

Kalau kau takut mengambil keputusan karena hanya mau mencari posisi aman; Mungkin orang-orang akan mengatakan: “Kau tidak berwibawa karena tidak tegas” Tapi saya akan mengatakan: “Kau pengecut!” Kalau kau terlalu terburu-buru mengambil keputusan dan membuat sengsara orang-orang yang kau pimpin; Mugkin orang-orang akan mengatakan: “Kau terlalu ceroboh” Tapi saya akan mengatakan: “Kau bengis dan haus kuasa!” Maafkan saya yang sampai tega mengatakan semua itu padamu. Tapi yang saya perjuangkan hanyalah impian (ideal kita bersama) ini: “Mari kita hidup dalam damai, Mari kita saling mencintai dengan cinta yang benar, Mari kita saling menghargai sebagai sesama manusia, Mari kita saling meneguhkan dengan kata-kata yang santun, Mari kita saling mendukung dengan senyum yang tulus dan menyejukkan!” Semua yang kupinta ini tak ada padamu, juga tak ada padaku. Semua itu milik Allah Tritunggal dan Bunda Maria. Karena itu, marilah kita membangun hidup bersama ini dalam kasih Allah...