Langsung ke konten utama

Postingan

Aku Manusia Celaka!

Aku selalu punya niat untuk berbuat baik, tetapi nyatanya aku masih saja melakukan hal-hal yang tidak baik. Aku sudah berusaha untuk melakukan hal-hal baik yang menjadi komitmenku untuk menjadi lebih baik lagi. Namun, semua usahaku tampak sia-sia. Niatku tinggal mimpi, juga usahaku menjadi hampa. “Aku kecewa dengan diriku. Mengapa aku selalu melakukan kesalahan dan dosa yang sama?” Dalam diam aku menyibak jawab. Kuharap ada seuntai kata yang mengakhiri tanyaku. Kubuka lembar demi lembar Buku Kehidupan. Kutemukan di sana berbait-bait jawaban atas resahku. Kubaca berkali-kali. Kurenung dalam sunyi agung. Kubiarkan diriku hanyut dalam kata. Kupasrahkan kata-kata itu menyapaku. Kutatap Kisah Kejadian! Kata-kata di lembaran itu terdengar berirama mengalir. Kubaca berkali-kali hingga aku tak mampu membacanya lagi. Kutatap terus kata-kata itu hingga kata-kata itu menatapku. Tatapannya begitu tajam sehingga aku tak mampu menatapnya lagi. Berkali-kali kucoba alihkan pandanganku....
Postingan terbaru

DIURAPI DENGAN MINYAK KEGEMBIRAAN

Ringkasan Homili Paus Fransiskus pada Misa Krisma 2014 (Hari Kamis Putih, 17 April 2014) Diringkas oleh Todi Manek, CMF Judul homili ini menggambarkan isi yang mau ditunjukkan Paus Fransiskus kepada para imam dan umat yang hadir dalam Misa Krisma tahun 2014 ini. Paus Fransiskus mengatakan bahwa imam diurapi Allah dalam Kristus dengan miyak kegembiraan ( the oil of gladness ), sehingga kegembiraan ini tidak hanya bagi imam yang diurapi, tetapi juga sekaligus bagi umat yang dilayani. Oleh karena imam diurapi dengan minyak kegembiraan, dia pun harus mengurapi orang lain dengan minyak kegembiraan. Inilah sukacita bagi seorang imam yang sangat berharga karena bersumber dari cinta Allah, sehingga setiap imam harus berseru seperti Bunda Maria: Saya seorang imam karena Dia telah memperhatikan kerendahanku ( bdk . Luk 1:48). Paus Fransiskus mengatakan bahwa ada tiga gambaran signifikan sukacita seorang imam, yaitu sukacita yang mengurapi para imam , sukacita yang kekal...

HOMILI PAUS FRANSISKUS PADA MISA KRISMA 2013

(Sebuah Ringkasan) Oleh  Todi Manek, CMF Paus Fransiskus Homili ini disampaikan Paus Fransiskus dalam Misa Krisma perdananya sebagai Uskup Roma di Basilika Santo Petrus pada Hari Kamis Putih, 28 Maret 2013. Oleh karena itu, mengawali homilinya ini, Paus Fransiskus mengungkapkan sukacitanya karena boleh merayakan Misa Krisma perdana tersebut. Pada bagian awal homilinya ini pun, ia menyapa para imam dengan penuh cinta sekaligus menyadarkan mereka bahwa hari itu adalah hari tahbisan para imam. Selanjutnya bertolak dari teladan hidup orang-orang urapan Allah dalam Bacaan-bacaan suci dan Mazmur pada hari itu (Yesaya hamba Allah yang menderita, raja Daud, dan Tuhan Yesus), Paus Fransiskus menekankan pribadi imam sebagai orang urapan Allah. Sebagaimana ketiga tokoh tersebut yang diurapi bukan bagi diri mereka sendiri, melainkan bagi orang miskin, para tawanan, dan orang tertindas, Paus Fransiskus juga menegaskan bahwa orang yang diurapi menjadi imam pun “adanya bagi” ( b...

JAKARTA - KELABU, RABU, KAKU, BERLALU

JAKARTA MASIH KELABU Jakarta masih kelabu Padahal sudah hari rabu Memang semua ini membuat beku dan kaku Tapi yakinlah semua ini akan berlalu Tak perlu kau taburi rasa takut Apalagi sampai kau buat bocah gentar kecut Hai kau orang tua peot yang tanpa dasar ingin tuntut Karena semua rusuh ini hanya seharga kau kentut Ya seperti kentut saja Ketika terjadi, baunya tiada duanya Tapi bila angin datang menerpa Semuanya bagai fatamorgana Sungguh bagai fatamorgana Kelihatan ada tetapi sebenarnya tidak ada karena semuanya hanya omong kosong belaka dasar kau pengecut bisanya hanya membuat takut kau pikir rakyat takut kau kentut? Dasar pengecut yang hanya tahu kentut! Gading Serpong, Rabu 23 (29) Mei 2019 Todi Manek, CMF

PENUTUPAN KATEKESE "BAPA KAMI"

AUDIENSI UMUM PAUS FRANSISKUS St. Peter’s Square, Rabu 22 Mei 2019 (Diterjemahkan oleh Todi Manek, CMF) (gambar Paus Fransiskus diambil dari http://dunia.tempo.co ) Saudara-saudari terkasih: hari ini kita menutup katekese kita mengenai “Bapa Kami”. Yesus telah menyatakan kepada kita doa Kristiani yang berawal dengan keberanian ( the audacity ) untuk menyapa Allah (sebagai) “Bapa”. Sungguh, setiap ekspresi yang Tuhan kita sendiri gunakan dalam doa mengingatkan kita kembali pada teks “Bapa kami”. Bahkan dalam seluruh Perjanjian Baru, sangatlah jelas bahwa prinsip pertama dari semua doa adalah Roh Kudus, yang terhembus ke dalam hati para murid. Di sini terletak misteri doa Kristiani: yakni oleh karena rahmat kita ditarik ke dalam dialog cinta Allah Tritunggal. Di kayu salib Yesus berseru: “Allahku, Allahku”, dan di sinilah kita temukan titik tumpu relasi dengan Bapa. Hal ini juga memantulkan inti/jantung dari kepercayaan dan doa kita ( reflects the heart of ...
AMANAT PAUS FRANSISKUS KEPADA ANGGOTA FEDERASI FOOD BANKS OF EUROPE Di Consistory Hall pada Sabtu 18 Mei 2019 (Diterjemahkan oleh Todi Manek, CMF) (gambar Paus Fransiskus diambil dari www.slate.com) Para sahabat terkasih, Setelah mendengarkan apa yang dikatakan Presidenmu, saya tergoda untuk tidak berbicara, karena dia berbicara seperti seorang Paus! Terima kasih, karena saya memahami bahwa apa yang Anda katakan tadi merupakan kata-kata yang keluar dari hati. Terima kasih! Saya menyambutmu dengan hangat, dan melalui Anda saya mau menyambut semua anggota dan para relawan Food Banks of Europe. Saya senang menyambutmu pada penutupan pertemuan tahunan kalian yang telah dilaksanakan di Roma pada hari jadi ke-30 pendirian Food Bank of Italy : selamat untuk hari jadimu! Saya mau mengucapkan terima kasih kepada kalian atas apa yang kalian lakukan: menyediakan makanan bagi mereka yang lapar. Hal ini tidak sekadar berarti menawarkan keuntungan, t...

AUDIENSI UMUM PAUS FRANSISKUS RABU 15 MEI 2019

Disampaikan Paus Fransiskus di St Peter’s Square [1] (Diterjemahkan oleh Todi Manek, CMF) (gambar Paus Fransiskus ini diambil dari internet) Saudara dan Saudari terkasih: Dalam katekese lanjutan kita mengenai “Bapa Kami”, kita merenungkan permintaan terakhir: “Bebaskanlah kami dari yang jahat”. Hal ini menyatakan bahwa kehidupan ini sarat dengan kesulitan-kesulitan, bahwa si jahat hadir dalam seluruh hidup kita, dan demikianlah seruan terakhir dari “Bapa Kami” yang dengan kekuatan penuh melawan kekuatan penuh dari si jahat. Bahkan Yesus sendiri telah mengalami godaan besar dari si jahat dalam penderitaan-Nya: bukan hanya kematian melainkan juga kematian di salib; bukan hanya kesendirian melainkan juga caci maki; tidak sebatas niat-buruk tetapi sekaligus kekejaman. “Bapa Kami”, menyerupai satu simponi yang mencari pemenuhannya dalam setiap diri kita, karena bagaimanapun banyaknya kita menjadi sasaran kejahatan, Yesus akan datang menolong kita. Dan doanya di...