Ringkasan
Homili Paus Fransiskus pada Misa Krisma 2014
(Hari
Kamis Putih, 17 April 2014)
Diringkas
oleh Todi Manek, CMF
Judul homili ini
menggambarkan isi yang mau ditunjukkan Paus Fransiskus kepada para imam dan
umat yang hadir dalam Misa Krisma tahun 2014 ini. Paus Fransiskus mengatakan
bahwa imam diurapi Allah dalam Kristus dengan miyak kegembiraan (the oil of
gladness), sehingga kegembiraan ini tidak hanya bagi imam yang diurapi,
tetapi juga sekaligus bagi umat yang dilayani. Oleh karena imam diurapi dengan
minyak kegembiraan, dia pun harus mengurapi orang lain dengan minyak
kegembiraan. Inilah sukacita bagi seorang imam yang sangat berharga karena
bersumber dari cinta Allah, sehingga setiap imam harus berseru seperti Bunda
Maria: Saya seorang imam karena Dia telah memperhatikan kerendahanku (bdk.
Luk 1:48).
Paus Fransiskus
mengatakan bahwa ada tiga gambaran signifikan sukacita seorang imam, yaitu sukacita yang mengurapi para imam, sukacita yang kekal, dan sukacita seorang misionaris. Sukacita yang
mengurapi para imam telah tertanam dalam hati para imam, membentuk mereka,
dan menguatkan mereka secara sakramental. Sukacita yang kekal merupakan
sumber sukacita yang tak pernah gagal karena telah dijanjikan oleh Tuhan sendiri
sehingga tak seorang pun dapat mengambilnya dari para imam (Yoh 16:22). Sukacita
seorang misionaris merupakan sukacita imamat yang secara mendalam terikat
dengan kekudusan Allah dan kesetiaan manusia, karena pengurapan seorang imam
merupakan pengurapan demi kekudusan Allah dan kesetiaan manusia melalui tindakan
membaptis dan meneguhkan, menyembuhkan dan menguduskan, memberkati, menghibur
dan menginjili mereka.
Paus Fransiskus
memfokuskan homilinya tahun 2014 ini dengan menguraikan panjang lebar mengenai
sukacita seorang misionaris dari seorang imam ini. Menurutnya, sukacita ini
mekar ketika gembala berada di tengah-tengah kawanan, termasuk dalam diamnya
saat berdoa kepada Allah Bapa; dan inilah “sukacita yang dijaga” (“guarded
joy”), yakni para imam selalu memantau kawanannya, juga sebaliknya kaum
awam akan “menjaga” sukacita para imam dalam keadaan-keadaan sulit mereka.
“Sukacita yang dijaga” ini dijaga oleh kawanan, tetapi juga oleh tiga saudari
yang mengelilingi, mengarahkan dan mempertahankannya, yaitu saudari kemiskinan,
saudari kesetiaan, dan saudari ketaatan. Selanjutnya Paus Fransiskus menutup
homilinya dengan doa dan harapan, antara lain; bagi
kaum muda agar menyingkapkan semangat
yang membakarnya untuk menjadi seorang imam; bagi
imam yang baru saja ditahbiskan agar
mereka lebih terjun lagi ke tengah-tengah umat yang dilayani; bagi imam yang sudah ditahbiskan beberapa tahun agar lebih teguh lagi dalam pelayanan; dan akhirnya
bagi para imam sepuh (sehat atau sakit) agar belajar menerima masa tua mereka sebagai
sukacita dalam memeluk Salib Kristus.
Diringkas oleh Todi Manek, CMF
Cluster Catalina-Gading
Serpong
Rabu, 26 Juni 2019
Teks lengkapnya dalam Bahasa Inggris dapat dibaca pada links di berikut:
↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓

Komentar
Posting Komentar