Langsung ke konten utama

"tan sa imi hanoin resin kona ba hatais?"(Mt. 6:24-34)




Liafuan diak barak bele ita reflekte husi Evangelho ida ne’e. Maibe ha'u hakarak reflekte kona ba versikulu 28 de'it.
 
Bainhira ita moras, ita hakarak atu hetan diak fali. Ita hanoin tebes ita nia isin lolon ne'e bainhira ita moras. Ita la-persija barak. Ida de'it mak ita persija: ita hakarak atu hetan diak fali. Bainhira ita moras, ita la-hanoin kona ba ropa ne'ebe mak diak ka furak atu ita uza. Ita uza de'it ropa ne'ebe mak iha.
 
Ne'e los duni! Ita nia esperiensia ne'e toman no hanesan ho Jesus nia hanorin iha Liafuan diak ida ne'e: "Ita nia isin lolon nia folin bo'ot liu ita nia hatais ka ropa" (hare vers. 25).

Dalaruma ita hadomi ita nia ropa liu fali ita nia isin lolon. Tan ne'e dalaruma ita uza ropa halo tuir artista sira, maibe ita la-konsidera-an katak, dalaruma ita sakrifika ita nia isin lolon ou ita husik ita nia-an atu ema hare no satisfika sira nia matan de’it. Ita gosta liu atu ema seluk hanoin katak ita nia moris ne'e hanesan artista modelu sira, duke ita convida sira atu respeita ita nia isin lolon ne’ebé mak Maromak fo ba ita tiha ona.

Desculpa, karik ita bo'ot sira hirus. Maibe ida ne'e mak ha'u nia refleksaun de'it kona ba Evangelho Mt. 6:24-34 ne’e. Mai ita hadomi no respeita ita isin lolon bo'ot liu fali ita nia ropa ka hatais sira. Amen.


Yogyakarta, 20 Julho 2017
comprementos husi ha'u,


metodius manek cmf



Komentar

Postingan populer dari blog ini

“...SENDI PANGKAL PAHA ITU TERPELECOK...” (KEJ 32:25)

Mengapa sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging dari binatang yang menutupi sendi pangkal pahanya? Karena pada zaman dahulu, ketika Yakub (salah satu Bapa bangsa orang Israel) sendirian bermalam di Pniel (lih. Kej 32:24, 30), dia bergulat dengan seorang laki-laki utusan Tuhan (Kej 32:24). Pergulatan itu terjadi sepanjang malam. Di akhir pergulatan itu, ternyata Yakub menang. Karena melihat bahwa ia tak mampu mengalahkan Yakub, laki-laki utusan Tuhan itu memukul pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok (Kej 32:25). Keesokan harinya, Yakub pincang karena pangkal pahanya itu (Kej 32:31). “Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena DIA telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya” (Kej 32:32). SINGKATNYA, karena Yakub itu Bapa Bangsa mereka, bangsa Israel tidak makan daging dari binatang yang pangkal pahanya tertutup. Mari kita pun mencontohi para Bapa Bangsa k...

Kisah Terjadinya Tiang Garam

“Berkatalah seorang (malaikat Tuhan kepada Lot): “Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di lembah Yordan, dan larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap” (Kej 19:17). “Tetapi istri Lot, yang berjalan mengikutinya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam” (Kej 19:26). Hari ini kita memperingati seorang martir di Roma. Namanya Raymundus Lullus . Kalau kerapuhan iman istri Lot hanya menyisakan tiang garam di Sodom dan Gomora, darah martir Raymundus Lullus mengokohkan tiang kejayaan kekristenan di Roma. Itulah sebabnya Roma tetap jaya. Meski kecil, tapi pernah dan akan selalu menggoncang hati dunia. Dari sanalah dunia ditata. Suka atau tidak suka, terima atau tidak terima – tapi itulah kenyataanya. Semua ini tak terlepas dari banjir darah dari martir di Roma ini, seorang Kristen sejati, Raymundus Lullus. Menatap semua kejayaan itu, kita boleh bercermin. Ketika para muri...

Membongkar 'Mindset' Uang Suap

‘Suap itu biasa kok !’ Ungkapan ini tak asing lagi di kuping kita. Bahkan Swarsono, Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengumandangkan ungkapan ini. Masyarakat Indonesia sekarang mempunyai mindset : suap itu biasa saja, katanya. Dalam Seminar Nasional di Universitas Sebelas Maret Solo, sabtu (9/11) lalu, Swarsono membandingkan praktik suap di Cina dan Amerika dengan praktik suap di Indonesia. Menurutnya, dalam mindset bangsa Cina dan Amerika, praktik suap dipandang sebagai suatu kejahatan. Karena itu, kedua bangsa itu berusaha untuk menghindarinya. Sementara dalam mindset masyarakat Indonesia, kata Swarsono, praktik suap sudah menjadi hal yang biasa saja ( Kedaulatan Rakyat , 11/11). Masyarakat Indonesia pada umumnya berpikir, para pejabat hanya bisa dilunakkan dengan uang suap. Karena itu, jika suatu urusan terhambat, masyarakat secara gamblang memahami. Uang suap harus diberikan kepada pihak yang menghambat urusan itu, sehingga urusan menjadi lancar. Kini sema...