Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

MEMBAWA YESUS SERTA DALAM PERAHU

(Renungan untuk PIR-OMK Paroki Keluarga Kudus Banteng Yogyakarta) Wisma Skolastikat Claretian (CMF) Yogyakarta-11 Juli 2015 Rasanya terlalu berlebihan untuk mengatakan bahwa betapa bahagia hatiku melihat wajah Anda semua ceria. Tapi itulah rasa yang kini membalut hatiku. Meski baru sekali duduk bersama, tapi rasanya begitu nyaman. Tak tahan rasanya ingin mengenal Anda satu per satu. Kuingin mengenal Anda semua, juga kuingin merasakan apa yang tengah bergejolak di dalam hatimu. Karena kuyakin ada rasa yang sama sehingga memacu hasratku untuk segera mendekap gelora gairah hidupmu. Kuharap kita berada di ‘line’, di jalur, di frekwensi yang sama. Aturlah frekwensi hatimu agar kita mengudara di jalur yang satu dan sama. Suatu malam kumenyusuri beranda kota Jogja. Di sana kutemui banyak keluarga menghabiskan makan malam yang ditaburi senyum dan tawa. Canda ria menghiasi alun-alun kota hingga membuatku terpaku terpana menyaksikan semua itu. Sejenak terbersit dalam benakku, be...

“...SENDI PANGKAL PAHA ITU TERPELECOK...” (KEJ 32:25)

Mengapa sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging dari binatang yang menutupi sendi pangkal pahanya? Karena pada zaman dahulu, ketika Yakub (salah satu Bapa bangsa orang Israel) sendirian bermalam di Pniel (lih. Kej 32:24, 30), dia bergulat dengan seorang laki-laki utusan Tuhan (Kej 32:24). Pergulatan itu terjadi sepanjang malam. Di akhir pergulatan itu, ternyata Yakub menang. Karena melihat bahwa ia tak mampu mengalahkan Yakub, laki-laki utusan Tuhan itu memukul pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok (Kej 32:25). Keesokan harinya, Yakub pincang karena pangkal pahanya itu (Kej 32:31). “Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena DIA telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya” (Kej 32:32). SINGKATNYA, karena Yakub itu Bapa Bangsa mereka, bangsa Israel tidak makan daging dari binatang yang pangkal pahanya tertutup. Mari kita pun mencontohi para Bapa Bangsa k...

Apakah Rasul Tomas Identik dengan Orang yang Ragu-ragu?

Jawabannya: TIDAK! Ini alasannya. Hari ini kita merayakan pesta St. Tomas Rasul. Setiap kali menyebut nama rasul Toma s , spontan terbersit dalam benak orang, bahwa Tomas adalah orang yang ragu-ragu atau kurang percaya. Buktinya dalam kehidupan harian kita, orang yang meragukan sering kita sebut sebagai Tomas. Tapi apakah Tomas itu IDENTIK dengan orang yang kurang percaya atau orang yang ragu-ragu atau orang yang percaya kalau ada bukti? Tentu saja tidak. Dalam Injil, kita mengenal Tomas lewat dua teks, yaitu “Rumah Bapa” (Yoh 14:5) dan “Yesus Menampakkan Diri kepada Tomas” (Yoh 20:24-29). Dalam Yoh 20:24-29 memang benar Tomas digambarkan sebagai orang yang meminta bukti untuk percaya. Tapi apakah itulah identitas Tomas? Tidak mudah mengatakan demikian. Atau apakah dengan begitu Tomas berdosa? TIDAK! Karena waktu itu banyak kabar angin mengenai kematian dan kebangkitan Yesus. Supaya imannya akan Yesus bukan beriman buta, rasul Tomas meminta bukti. Ia tak mau berim...

Abraham Pantas Disebut Bapa Segala Orang Beriman

Mengapa? Ini alasannya. Abraham dipanggil keluar dari Haran ke Kanaan saat ia berusia 75 tahun. Allah berjanji akan membuat dia menjadi suatu bangsa yang besar (Kej 12:2). Tapi Sarai, istrinya itu, mandul, tidak mempunyai anak (Kej 11:30). Lalu siapa yang akan menjadi ahli waris dan menerima kepenuhan janji ‘menjadi bangsa yang besar itu’? Abraham berpikir Eliezer, hambanya dari Damsyik itu, yang akan menjadi ahli warisnya. Tapi Tuhan mengatakan, anak kandung Abrahamlah yang akan menjadi ahli warisnya (Kej 15:3-4). Akan tetapi, masalahnya adalah saat itu Abraham sudah berumur 100 tahun dan Sara berumur 90 tahun. Keduanya sudah tua. Sara tidak hanya sudah tua dan mandul, tetapi juga sudah menopause,  mati haidnya (Kej 18:11-13). Mana mungkin punya anak? (Kej 17:17). Karena itu, Abraham memohon Allah memperkenankan Ismael, anaknya dari hambanya Hagar, untuk dijadikan ahli waris. Tetapi sekali lagi Tuhan bersabda, anak kandung Abraham dari istrinya Saralah yang akan...