Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

O Ibu, Mengapa Engkau Cemas?

Ibu..., Setiap hari engkau selau ingin mengetahui keadaanku. Kau selalu meneleponku. Setiap hari! Kadang saya minta ibu untuk pakai sms saja, biar tidak banyak pulsa yang ibu keluarkan. Tapi ibu tak pernah mau. Ibu selalu ingin meneleponku. Memangnya ada apa, Bu? Ibu..., Apakah ibu ingin selalu mendengar suara saya? Bukankah biasanya ibu suka mendengar lagu-lagu yang dinyanyikan para artis? Suara mereka kan lebih merdu daripada saya. Tapi mengapa ibu lebih suka mendengar suara saya daripada mereka. Katakanlah, Bu! Terus teranglah pada putramu yang kini merangkai hidup di tanah rantau ini. Saya ingin tahu apa isi hatimu, juga apa isi kepala dan isi hasratmu. Dulu pernah saya mencoba bernyanyi. Waktu itu saya ingin menghibur ibu. Tapi ibu tertawa saat mendengar suara lucu kekanak-kanakan saya. Ibu berkata, bunyi drum yang dipukul lebih indah daripada suara saya. Saya pun mengurung niat untuk bernyanyi, karena kecewa dengan respons ibu saat itu. Tapi ibu me...

TIDAK ADA ‘ORANG BARAT’, ITU HANYALAH KONSEP

Siapa bilang ada ‘orang Barat’? Orang Barat itu hanya konsep abstrak. Tidak ada Orang Barat real! Sekali lagi, itu hanyalah konsep. Barangkali Anda tidak setuju dengan saya. Tapi biarkan saya berkisah. Empat tahun lalu, saya memutuskan untuk merantau ke Barat. Ya, pasti ketemu dengan orang-orang di Barat atau lebih tepatnya ketemu orang-orang Barat. Dan benar, waktu itu saya mulai bergaul dan belajar dari mereka. Kebetulan alamat tuju rantauan saya adalah tempat tinggal orang-orang Jawa di Yogyakarta. Mereka hidup di bagian barat dari daerah saya. Tepatnya di Indonesia Barat. Banyak hal saya pelajari dari mereka. Saya dibentuk di tanah ini, di tanah Jawa-Yogyakarta, di tanah orang Barat. Ya, inilah tempat tinggal ‘orang Barat’, karena saya berasal dari Timur. Persis sebulan yang lalu, 22-30 Oktober 2015, saya tinggal di Kroya-Cilacap. Saat saya memperkenalkan diri, mereka bertanya tentang asal saya: “ Panjenengan wong wetan, nggih ?” Saya menjawab: “Nggih ...!” D...