(kutipan) [1] Menurut Martin Buber, tanggung jawab sejati hanya berada di mana ada tanggapan real. Tanggapan real selalu berarti tanggapan atas sesuatu atau seseorang di luar diri saya dalam ke-liyan-annya. Karena itu secara faktual, tanggung jawab hanya berada kalau ada “pengadilan” di sana yang kepadanya saya bertanggung jawab, dan tanggung jawab diri hanya menjadi suatu realitas ketika “diri” yang kepadanya saya bertanggung jawab menjadi jelas menuju ke yang absolut atau Allah [2] . Orang bisa saja menghindar dengan seluruh kekuatannya untuk percaya bahwa Allah ada di sana. Akan tetapi, dia merasakan Allah dalam sakramen dialog yang tepat, kalau dia menang g api Dikau secara benar. Dengan kata lain, orang yang entah mengakui entah membenci nama Allah, tetapi sungguh memiliki Dikau dalam kepalanya ketika ia sedang menanggapi Dikau yang tak bisa dibatasi oleh Dikau yang lain, pada saat itu juga ia sedang menyapa Allah [3] . Jadi, tanggapan real dan tanggung ja...
Men on Fire with God's Love