Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Jangan Anggap Remeh Segala yang Kita Jumpai

(kutipan) [1] Menurut Martin Buber, tanggung jawab sejati hanya berada di mana ada tanggapan real. Tanggapan real selalu berarti tanggapan atas sesuatu atau seseorang di luar diri saya dalam ke-liyan-annya. Karena itu secara faktual, tanggung jawab hanya berada kalau ada “pengadilan” di sana yang kepadanya saya bertanggung jawab, dan tanggung jawab diri hanya menjadi suatu realitas ketika “diri” yang kepadanya saya bertanggung jawab menjadi jelas menuju ke yang absolut atau Allah [2] . Orang bisa saja menghindar dengan seluruh kekuatannya untuk percaya bahwa Allah ada di sana. Akan tetapi, dia merasakan Allah dalam sakramen dialog yang tepat, kalau dia menang g api Dikau secara benar. Dengan kata lain, orang yang entah mengakui entah membenci nama Allah, tetapi sungguh memiliki Dikau dalam kepalanya ketika ia sedang menanggapi Dikau yang tak bisa dibatasi oleh Dikau yang lain, pada saat itu juga ia sedang menyapa Allah [3] . Jadi, tanggapan real dan tanggung ja...

Mengenal Suara Tuhan

Mata saya rabun. Saya tidak bisa melihat dengan jelas. Karena itu, saya menggunakan alat bantu, yaitu kacamata. Tanpa kacamata, saya bisa melihat juga. Namun, semua yang saya lihat hanya tampak samar-samar. Ketika melepas kacamata, banyak kali saya salah mengenal realitas di sekitar saya. Terkadang saya terantuk dan jatuh ketika berjalan tanpa kacamata. Singkat kata, kacamata sungguh menjadi bagi saya seperti penuntun dalam hidup saya. Dengan kacamata, (mata) saya dibantu untuk melihat dengan jelas dan mengenal secara tepat realitas di sekitar saya. Seperti betapa berartinya kacamata bagi mata saya, saya pun membutuhkan bantuan tuntunan orang lain supaya bisa mengenal suara Tuhan secara tepat. Tanpa tuntunan orang lain yang lebih dekat dengan Tuhan, barangkali saya bisa mengenal suara Tuhan, tetapi suara Tuhan terdengar samar-samar. Barangkali suara Tuhan terbawa angin keras ego saya, sehingga kemungkinan besar saya salah menangkap perkataan Tuhan yang sebenarnya. Kita ing...